Terkadang yang baik
menurut pandangan manusia belum tentu baik menurut pandangan Allah. Dan yang
buruk menurut pandangan manusia belum tentu buruk menurut pandangan Allah. Bisa
jadi yang baik menurut pandangan manusia ternyata buruk menurut pandangan Allah
dan sebaliknya yang buruk menurut pandangan manusia bisa jadi itu lah yang baik
menurut pandangan Allah.
Hari ini, mendengan
kabar yang menyenang dari seorang teman yang mendapatkan beasiswa S3 ke luar
negeri dari pemerintah. Dia dan suaminya berhasil mendapatkan beasiswa itu
bersama-sama sehingga keduanya pun bisa belajar di Negara yang sama dengan
waktu yang sama. Sungguh indah hidup teman saya ini menurut pandangan saya. Lulus
kuliah lansung menikah, mendaftar CPNS dan lansung lulus ditempatkan di sekolah
favorit di suatu kota. Tak lama setelah menikah memiliki anak, sepasang putra
dan putri. Memiliki rumah sendiri, bukan hanya 1 rumah tapi lebih dari itu
ditambah dengan tanah yang luas. Dia pun mendapatkan kesempatan untuk kuliah
S2, dan tidak lama setelah lulus saya pun mendengar dia dan suaminya
berkesempatan untuk mendapatkan beasiswa S3 ke luar negeri.
Menurut pandangan saya,
lengkap dan begitu indahnya hidup teman saya ini. Kehidupan rumah tangga,
karier dan pendidikannya sangat sukses. Terbersit dalam hati kecil saya, saya
pun ingin merasakan indah dan nikmat hidup seperti teman saya tersebut. Menikah
dengan pendidikan dan karier yang cemerlang. Tapi sungguh keadaan saya ini
sangat bertolak belakang sekali dengan keadaan teman saya tersebut. Menikah belum,
pekerjaan masih serabutan alias belum stabil, pendidikan pun cukup puas dengan
S1, keinginan untuk melanjutkan pendidikan sangat kuat tapi keadaan ekonomi
yang kurang kuat. Ada kalanya terlintas dalam hati saya sebagai manusia biasa. Ya
Allah, kenapa saya tidak mendapatkan hal-hal menyenangkan seperti hidup teman
saya tersebut. Dengan usia yang tahun ini mencapai usia 30 tahun, kenapa belum
ada laki-laki yang berperan menjadi suami saya, qowwam saya. Kenapa sampai saat
ini, saya belum juga diangkat menjadi PNS, kenapa Engkau sangat baik kepada
orang lain tapi Engkau ‘pelit’ sekali kepada saya. Banyak pertanyaan kenapa
yang memenuhu kepala saya. Seeprtinya saya ini tidak puas dengan apa yang telah
Allah berikan kepada saya. Sepertinya Allah tidak adil kepada saya.
Astagfirulloh,
seharusnya saya banyak beristigfar. Sungguh seharusnya kita yakin dan berbaik
sangka kepada Allah. Allah tidak akan tidak pernah adil kepada hamba-Nya. Allah
Yang Maha Tahu apa yang terbaik buat hamba-Nya, termasuk saya. Yang baik buat
teman saya belum tentu baik buat saya. Yang indah buat untuk teman saya belum
tentu indah buat saya di dalam pandangan Allah.
Inilah manusia, selalu
tidak puas dengan keadaan hidupnya. Selalu merasa ketidakadilan. Kerap kali
lupa bahwa Allah telah menetapkan rezeki masing-masing dari tiap hamba-Nya. Dan
Allah pun akan menilai dan memberi sesuai dengan ikhtiar yang dilakukan oleh
hamba-Nya. Mungkin saja Allah menganggap bahwa kit belum pasntas untuk
mendapatkan apa yang seharusnya Allah akan berikan. Mungkin saja saat ini saya
belum pantas untuk mendapatkan apa yang teman saya itu dapatkan. Belum pantas
untuk menikah, belum pantas untuk menjadi PNS, belum pantas untuk meneruskan
kuliah. Karena saya belum memantaskan diri utnuk mendapatkan itu semua. Atau bisa
jadi menurut pandangan Allah, ilmu dan iman saya belum pantas mendapatkan itu
semua. Bisa jadi Allah saat ini sedang mempersiapkan saya untuk pada suatu saat
nanti pantas untuk memegang amanah menjadi seorang istri, siap memegag amanah
menjadi seorang PNS, dan siap memegang amanah dengan pendidikan yang saya
dapatkan. Karena jika semua yang kita dapatkan itu tidak untuk Allah semata
maka akan sia-sia. Akan sia-sia ketika kita melalaikan amanah kita sebagai istri
dan ibu dalam sebuah rumah tangga. Akan sia-sia ketika kita melalaikan tugas
sebagai PNS, yaitu melayani umat. Alan sia-sia ketika pendidikan tinggi yang
kita miliki ternyata tidak memberika maslahat pada umat. Seharusnya kita
sebagai umat Islam, khususnya saya menyadari bahwa keindahan hidup seperti
menikah, punya anak, menjadi PNS, sekolah tinggi bukanlah amanah yang ringan. Banyak
yang harus dipersiapkan untuk menjalankan amanah tersebut. Ketika semua
keindahan hidup tersebut hanya menjadi lembaran untuk memenuhi halaman buku
kehidupan kita saja tanpa memberi arti bagi kehidupan orang lain maka akan
sia-sia belaka, tanpa memberikan maslah pada banyak orang maka akan sia-sia
saja.
Maka, seharusnya bukan
mengeluh dan mempertanyakan ketidakadilan Allah saja. tapi diri kita yang harus
memantaskan diri untuk mendapatkan yang terbaik dari Allah. Dan yakinlah bahwa
Allah memang akan memberikan yang baik menurut pandangan-Nya buangan pandangan
manusia. Allah akan memberikan sesuatu sesuai dengan nilai kepantasan yang kita
miliki. Wallahu’alam
No comments:
Post a Comment