Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Monday 23 April 2012

Cermin Itu Untuk Apa?



Apa sih fungsi dari cermin itu. Untuk melihat diri kita sendiri kan? Atau untuk mengaca diri kan?. Seberapa sering kita melihat cermin untuk mengecek keadaan diri kita. Apakah pantas mengenakan baju dengan warna ini dan rok warna itu. Apakah ‘matching’ antara baju dan jilbab kita. Apakah bedak yang kita pakai sudah rata, apakah lipstick yang kita pulaskan pada bibir sudah sesuai dengan bentuknya. Intinya fungsi dari cermin adalah untuk melihat apakah tidak ada kesalahan yang kita perbuat yang menjadikan diri ini menjadi jelek dimata manusia lain. Itulah fungsi cermin.
Begitupuan dengan cermin kehidupan. Fungsinya untuk mengecek apakah sudah bagus atau masih kurang bagus diri kita ini. Seringkali kita menyalahkan orang lain untuk sebuah keadaan yang tidak baik tanpa kita melihat cermin, dan memikirkan apa sebenarnya yang terpantul dari cermin tersebut.
Suatu sore, teman saya ‘curhat’ tentang orangtua dari seorang siswa privatnya di sebuah lembaga pendidikan. Sering sekali, setelah teman saya mengajar anaknya, si ibu mengeluhkan tentang keadaan para politikus. Kebetulan teman saya ini adalah seorang kader dari sebuah partai dakwah, yang secara kebetulan juga bahwa si ibu siswanya tersebut adalah ‘big enemy’ dari partai dakwah tersebut. Si ibu ini mengatakan bahwa partai dakwah ini sama saja dengan partai-partai yang lain. Sama-sama bejatnya dan para politikus dari partai dakwah tersebut juga sama bejatnya dengan politikus-politikus dari partai lain. Dan yang paling menyakitkan bagi teman saya itu ternyata si ibu itu sering sekali ‘memposting’ hal-hal yang jelek tentang partai dakwah tersebut di internet.
Sungguh, para politikus dan kader partai dakwah itu hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Tapi sungguh tidak adil jika orang-orang seperti ‘si ibu’ dan ‘ibu-ibu’ yang lain itu menjelek-jelekkan partai dakwah tersebut seolah tidak ada kebaikan yang diberikan oleh partai dakwah ini.
Apakah dia dan orang-orang yang menjelek-jelekan orang lain itu lebih baik daripada apa yang telah dijelek-jelekannya. Apakah mereka atau kita yang sering menjelek-jelekkan orang lain pernah melihat ke dalam cermin dan menyadari apa yang terpantul dari cermin tersebut. Apakah cermin itu memantulkan sesuatu yang baik tentang kita ataukah sebaliknya, cermin tersebut memantulkan diri kita yang buruk bahkan lebih buruk daripada hal yang kita hina. Wallahua’alam.

No comments:

Post a Comment