Pada suatu hari kita
memandang keluar lewat jendelah yang ada di depan kita. Tampak jendela di
gedung sebelah sangat buram dan kotor. Kita pun berkata, jendela di gedung
sebelah itu kotor sekali, apakah para petugas kebersihannya malas membersihkan
ataukah pengelola gedung tersebut tidak sanggup membayar petugas kebersihan
kaca. Hati kita pun terus mencela keadaan jendela di gedung sebelah yang tidak terawat
dengan benar.
Di kesempatan lain, kita
berada di dalam gedung yang kita telah cela. Memandanglah kita ke luar jendela.
Wow, jendela di gedung ini sangat cemerlang sekali. Pemandangan di luar sana
terlihat sangat jelas sekali seaakan tidak ada kaca yang menghalangi saking
bersihnya kaca di gedung ini.
Ternyata, jendela gedung
yang kita tinggalilah yang kotor. Terkadang kita melihat keburukan dari orang
lain dan serta merta mencelanya. Padahal bisa jadi cara pandang kitalah yang
ternyata negatif. Ketika kita melihat jendela gedung sebelah yang kotor
ternyata jendela gedung kita sendiri lah yang kotor. Ketika kita melihat
keburukan orang lain yang tampak di mata kita, bisa jadi karena kita sendiri
yang buruk.
Manusia adalah tempatnya
khilaf dan dosa. Tidak ada di dunia ini manusia yang tidak pernah melakukan
kesalahan. bahkan Rasululloh pun pernah berbuat khilaf ketika tidak
mengindahkan seorang buta sampai akhirnya Allah menegurnya dalam surat Abasa. Rasululloh,
kekasih Allah yang paling Allah cintaipun pernah berbuat salah apalagi kita
sebagai manusia yang tidak dijamin kebenaran tingkah lakunya.
Manusia tempatnya salah,
maka tidak layaklah seseorang menghinakan seseorang yang lainnya. Seyogyanya sesama
umat manusia ketika ada yang melakukan kesalahan diingatkan dan dinasehati
dengan cara yang paling baik. Wallahu’alam.
No comments:
Post a Comment