Pelajaran Bahasa Inggris
bisa jadi satu dari banyak pelajaran yang tidak disukai oleh para siswa. Dengan
begitu banyak tata bahasa, pelafalan, dan masih banyak lagi aturan yang
diberlakukan dalam pembelajaran Bahasa Inggris membuat banyak murid yang lebih
banyak berdiam diri selama pelajaran Bahasa Inggris. Ditambah lagi guru Bahasa
Inggris yang menyeramkan dan marah jika siswanya salah dalam berbicara Bahasa
Inggris selama pelajaran semakin membuat siswa nyaman berdiam diri. lebih baik
diam daripada bicara tapi salah. Ya, kebanyakan dari siswa di Indonesia ini
takut berbicara Bahasa Inggris karena mereka takut salah dalam tata bahasa dan
salam dalam pelafalannya sehingga membuat mereka malu dan segan berbicara
Bahasa Inggris.
Kesempatan yang
diberikan kebanyakan guru Bahasa Inggris kepada siswanya untuk berbicara Bahasa
Inggris di kelas juga sangat kurang sekali sehingga siswa tidak terbiasa
berbicara Bahasa Inggris. Dan hasilnya, enam tahun belajar di SD, tiga tahun
belajar di SMP, dan 3 tahun lagi belajar di tingkat SMA, total 12 tahun belajar
di sekolah tidak mampu membuat siswa berani berbicara Bahasa Inggris. Bayangan
ketakutan akan tata bahasa selalu muncul tiap kali ingin berbicara Bahasa
Inggris.
Apa yang salah dengan
metode pembelajaran Bahasa Inggris di kelas. Apa yang diperbuat oleh para guru
Bahasa Inggris di Indonesia yang membuat para siswanya masih ‘ketakutan’ dalam
berbicara Bahasa Inggris. Apa yang sebenarnya harus dilakukan oleh para guru
Bahasa Inggris ini supaya para siswanya berani berbicara Bahasa Ingris bukan
hanya di dalam kelas tapi juga berani berbicara dengan para penutur Bahasa
Inggris.
Berdasarkan pengalaman
saya belajar selama 3 tahun di SMP dan 3 tahun di SMA (zaman saya belum belajar
Bahasa Inggris di tingkat SD), belajar Bahasa Inggris di sekolah tidaklah
menyenangkan (padahal saya suka sekali mendengarkan lagu barat). Tidak satupun
pelajaran Bahasa Inggris yag disampaikan dengan cara menyenangkan dan membuat
saya berani berbicara dalam Bahasa Inggris. ditambah lagi guru Bahasa Ingris
yang galak dan berwajah menyeramkan.
Enam tahun saya belajar
Bahasa Inggris di Sekolah, sangat sedikit guru Bahasa Inggris yang memberikan
kesempatan kepada muridnya untuk berbicara Bahasa Inggris. Yang saya ingat
selama belajar Bahasa Inggris adalah mendengarkan guru menerangkan di depan dan
mengerjakan LKS (Lembar Lerja Siswa) setelah selesai mengerjakan latihan di LKS
lalu kami, para siswa mengecek jawaban yang benar. Lalu membuat kalimat dalam
Bahasa Inggris sesuai dengan struktur tata bahasa (tenses) yang diberikan tanpa
tahu dalam situasi dan konteks seperti apa kami harus menggunakan tenses
tersebut. Intinya, pembelajaran Bahasa Inggris yang dialami oleh saya dan
mungkin teman-teman seumuran saya di sekolah menggunakan porsi Teacher Talk
Time (waktu guru berbicara) yang jauh lebih banyak dibandingkan Student Talk
Time (waktu murid berbicara). Dan semakin diperburuk oleh bahasa pengantar yang
digunakan oleh guru bukanlah bahasa target (Bahasa Inggris) melainkan
menggunakan Bahasa Indonesia sehingga lagi-lagi para siswa tidak memiliki
kesempatan untuk mendengarkan lingkungannya berbahasa Inggris.
Tapi zaman telah
berubah. Guru Bahasa Inggris di Indonesia semakin memperlihatkan kemajuan yang
luar biasa. Banyak metode pembelajaran Bahasa Inggris yang diterapkan di kelas.
Sekarang ini guru tidak lagi menjadi pusat dalam proses pembelajaran melainkan
siswa yang menjadi pusat. Porsi guru di dalam kelas pun tidak lagi sebanyak
porsi bicara guru di masa lampau. Sekarang ini porsi siswa untuk berbicara jauh
lebih banyak. Pun, sudah banyak guru Bahasa Inggris yang menggunakan Bahasa
Inggris atau bahasa target sebagai bahasa pengantar di dalam kelas sehingga
siswa diberi lebih banyak kesempatan untuk mendengarkan Bahasa Inggris di dalam
kelas.
Apa yang dimaksud dengan
Student Talk Time (STT) dan juga apa itu Teacher Talk Time (TTT). STT adalah
waktu atau kesempatan bagi para siswa untuk berbicara dan TTT adalah waktu atau
kesempatan bagi guru untuk berbicara. Jika di masa lampau TTT jauh lebih banyak
porsinya dibandingkan dengan STT, maka saat ini STT yang mendapatkan porsi jauh
lebih banyak dibandingkan dengan TTT. Dengan banyaknya porsi STT ini diharapkan
siswa lebih banyak lagi mendapatkan kesempatan untuk berbicara Bahasa Inggris
di dalam kelas sehingga berbicara Bahasa Ingris menjadi suatu kebiasaan dan
mendorong siswa untuk lebih berani lagi berbicara dalam Bahasa Inggris...^_^...
Heuheuheuheu,,,, mantabh :D
ReplyDelete