Membuat suasana kelas
yang menyenangkan bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan oleh para guru. Membuat
murid merasa nyaman di dalam kelas pun sangat sulit untuk dilakukan. Pun membuat
mereka betah berada di dalam kelas sepertinya mustahil dilakukan. Potret yang
sering terjadi di dalam kelas-kelas adalah murid tidak betah berlama-lama duduk
di dalam kelas. Biasanya 5-10 menit pertama guru memulai pelajarannya para murid
masih bisa duduk dengan manis di bangkunya masing-masing, dan apa yang terjadi
setelah 10 menit berlalu. Ya, benar sekali mereka akan mulai ribut, mengobrol,
memukul-mukul meja dan meminta izin untuk pergi ke WC. Semuanya itu terjadi
karena mereka merasa bosan dengan kelasnya. Mereka tidak tertarik dengan
pelajaran yang disampaikan oleh gurunya. Jadi siapa yang salah dalam masalah
ini. Apakah para murid yang tidak disiplin ataukah guru yang tidak membuat
kelas mereka menyenangkan. Jawabannya sudah pasti kelas yang tidak
menyenangkan. Karena jika kelas menyenangkan, maka tak ayal lagi para murid
akan senang belajar bersama gurunya baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Mengapa kita sebagai
guru tidak bisa membuat kelas kita menyenangkan. Jawabannya hanya satu, karena
kita mengajar dengan cara yang membosankan. Tidak ada kejutan dalam proses
pengajaran yang kita berikan. Setiap hari cara kita mengajar selalu sama dan
monoton. Kita mengajar layaknya sebuah robot yang sudah diprogam untuk
mengajarkan sebuah pelajaran tertentu. Pertama kita masuk ke dalam kelas,
mengucapkan salam pada murid lalu murid membalas salam kita. Setelah
mengucapkan salam kita meminta murid untuk berdo’a. Selanjutnya, kita menanyakan
tentang PR yang telah diberikan lalu meminta murid untuk mengumpulkannya. Selanjutnya,
kita menanyakan pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya lalu memberitahu bab
yang akan dipelajari hari ini. Selanjutnya, kita akan meminta siswa untuk
membuka buku halaman sekian dan kita menerangkan sedikit teori pelajaran yang
akan diajarkan. Selanjutnya, kita memninta siswa untuk mengerjakan soal di
halaman sekian lalu membahasnya bersama-sama. Begitulah rutinitas yang
dilakukan oleh guru dan murid dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Begitu membosankan
dan monoton. Tidak ada warna dalam kelas kita. tidak ada kecerian dalam kelas
kita. Jadi apa yang kita sebagai guru musti lakukan untuk membuat kelas kita
menyenangkan. Jawabannya sangat mudah, warnailah kelas kita dengan kecerian. Buatlah
kelas yang menyenangkan dan tidak membosankan. Bagaimakah caranya. Buatlah kejutan-kejutan
di dalam kelas kita. Buatlah atmosfir yang berbeda setiap harinya.
Berikut adalah
langkah-langkah bagaimana kita mengajar dengan cara yang menyenangkan. Karena saya
adalah seorang guru Bahasa Inggris di Sekolah Dasar. Maka saya akan menuliskan
pengalaman saya mengajar di kelas Bahasa inggris yang menyenangkan.
1. Opening (pembukaan)
Proses opening atau
pembukaan adalah proses yang sangat penting. Dalam stage inilah guru memiliki
kesempatan untuk mendapatkan atensi dari murid-muridnya. Mengapa langkah
opening ini sangat penting. Karena jika dalam langkah pembukaan guru tidak
mampu mengambil perhatian dari siswa maka dalam langkah-langkah pengajaran
selanjutnya guru akan sulit mendapatkan perhatian dari siswanya. Dan sebaliknya
jika guru berhasil mengambil perhatian siswa pada langkah pembukaan maka akan
memudahkan langkah-langkah mengajar selanjutnya.
Dalam pembukaan kita dapat melakukan teknik BSD, yaitu Bring something different, Say something
different, and Do something different. (membawa sesuatu yang berbeda,
mengatakan sesuatu yang berbeda dan melakukan sesuatu yang berbeda). Dengan
melakukan teknik BSD, peserta didik akan disuguhan sesuatu yang berbeda dari
yang biasanya dilakukan oleh guru di awal pertemuan. Bring something different, yaitu membawa suatu yang berbeda ke
dalam kelas untuk menunjang pembelajaran. Misalnya untuk mengajar Bahasa
Inggris dengan tema ‘Time’, guru
membawa jam dinding ke dalam kelas, jika akan mengajar tentang sayuran dan
buah-buahan, guru membawa sayuran dan buah-buahan yang masih segar ke dalam
kelas. Say something different yaitu
guru mengatakan sesuatu yang berbeda di awal pertemuan, bukan salam yang biasa
seperti, good morning atau good afternoon. Mengatakan sesuatu yang
berbeda, guru bisa mengatakan ‘are you
ready for fun?’ atau ‘are you ready
for more fun?’ sehingga peserta didik tidak bosan mendengar guru memberi
salam good morning atau good afternoon saja. Do something different yaitu melakukan sesuatu yang berbeda. Jika
setiap pertemuan guru melakukan sesuatu yang rutin saja, maka peserta didik pun
akan bosan dengan ritual yang dilakukan guru di awal pertemuan. Dengan
melakukan sesuatu yang berbeda di dalam kelas, maka peserta didik akan
mendapatkan sesuatu yang menyegarkan. Misalnya dengan meminta peserta didik
untuk bertepuk tangan, lari di tempat, melompat, dan lain-lain.
2. Ice-breaking
Dalam langkah ini, guru melakukan review
dan preview. Guru mengecek ulang
pelajaran yang lalu atau memberikan pandangan pelajaran yang akan dilakukan. Dalam
melaksanakan langkah ini, peserta didik dan guru bisa menggunakan teknik Total Physical Response (TPR), yaitu
melibatkan fisik untuk melakukannya. Anak-anak sangat suka menggerakkan tubuh
mereka itulah mengapa dalam tahap ice-breaking, kita melibatkan anggota tubuh
dari murid kita. selain akan membuat atmosfir yang ceria juga akan melancarkan
peredaran darah dan dengan menggerakan tubuh maka akan membuat murid kita lebih
bersemangat.
3. Lead-in
Dalam tahap ini guru mengecek sejauh mana kemampuan peserta didik dalam
pelajaran yang akan diajarkan. Dalam tahap ini guru mengecek kemampuan siswa
dalam hal (1) sentence (kalimat), apakah peserta didik faham dalam tingkat
pemilihan kalimat yang tepat, (2) understading (pemahaman), apakah peserta
didik faham apa yang diminta guru, perintah dari guru, (3) vocabulary
(kosakata), apakah peserta didik mampu untuk menggunakan kosakata yang tepat,
(4) context (konteks), apakah peserta didik memahami konteks kalimatnya.
4. Presentasi
Dalam tahap ini, guru memberikan konsep dari pejaran yang diberikan.
Dalam memberikan presentasi, guru menyampaikan konsep dengan sederhana, singkat
dan mudah dipahami. Dalam memberikan presentasi, guru lebih banyak memberikan
contoh daripada penjelasan. Dalam menggunakan papan tulis, guru tidak hanya
sekedar menuliskan materi tetapi melakukan Board
Management, yaitu mengatur papan tulis sehingga memudahkan guru
menyampaikan materi atau konsep. Dalam tahap ini guru tidak menerangkan dengan
cara yang rumit. Dalam tahap presentasi diharapkan guru menyampaikannya dengan
cara yang paling mudah. Jangan berpikiran bahwa menerangkan sesuatu yang sulit
membuat kita merasa menjadi guru yang keren.
5. Controlled Practice
Dalam tahap ini, saatnya peserta didik untuk menerapkan konsep yang
sudah diberikan oleh guru. Dalam kelompok kecil, peserta didik melakukan
latihan seperti bertanya, menjawab atau menjelaskan. Dalam tahap ini, guru
mengontrol kegiatan yang dilakukan peserta didik, mengkoreksi lansung kesalahan
yang dilakukan peserta didik. Student Talk Time atau waktu siswa berbicara
berlaku di tahap ini. Yang menjadi pusat dari proses pengajaran adalah siswa. Tidak
ada waktu bagi siswa untuk memikirkan aktivitas lain seperti mengobrol,
memukul-mukul meja ataupun meminta izin keluar dalam tahap ini. Semua siswa
diharuskan aktif dalam proses ini.
6. Semi-controlled Practice
Dalam tahap ini, peserta didik tetap melakukan latihan. Di tahap ini
guru tidak melakukan koreksi secara lansung tapi membiarkan peserta didik yang
lain untuk melakukan koreksi. Dalam tahap ini, siswa dituntut untuk berperan
aktif dalam proses pembelajaran. Siswa diberi tanggung jawab untuk mengkoreksi
kesalahan yang dilakukan oleh temannya.
7. Real-life Practice
Di tahap ini,
peserta didik menggunakan Bahasa Inggris seperti dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam tahap ini, peserta didik dapat melakukan drama.
8. Feed-back & Closing
Di tahap ini, peserta didik dan guru sama-sama memberikan kesimpulan
tentang pelajaran yang telah dilakukan. Di tahap ini, guru mencari tahu apakah
siswa senang dalam melaksanakan proses pelajaran dan apakah mereka akan
menggunakan konsep pelajaran tersebut dalam kehidupan sehari-harinya.
Bagaimana kita mengukur bahwa kelas kita menyenangkan. Bagaimana kita
bisa tahu bahwa murid kita senang berada di dalam kelas. Jawabannya sangat
mudah. Tidak ada murid yang mengobrol tentang sesuatu di luar pelajaran. Murid kita
tidak ribut tanpa alasan. Murid kita tidak meminta izin keluar kelas karena
jika mereka keluar kelas mereka akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan
kesenangan di dalam kelas. Dan yang terpenting adalah senyum yang mereka
perlihatkan selama pelajaran kita di dalam kelas. Ketika kita melihat senyum di
muka murid kita maka saat itu kita tahu bahwa kita telah berhasil membuat kelas
kita menyenangkan...^_^...
No comments:
Post a Comment