Sometimes when I heard
some friends have achieved great things in their life, I got so jealous. I
should see others who got nothing in their life yah, so I can be grateful.
Itulah ‘update’ status
yang diposting oleh salah seorang saudariku. Isinya menceritakan kegalauan yang
dialaminya karena melihat orang lain berhasil menggapai kesuksesan dalam
hidupnya, dan seharusnya dia melihat orang lain yang tidak sukses dalam
hidupnya sehingga dia bisa bersyukur.
Yah, manusia memang
tidak akan merasa puas dengan apa yang didapatnya dan merasa bahwa orang lain
serba lebih daripada dirinya. Lebih kaya, lebih berprestasi, lebih cantik,
lebih tampan dan masih banyak lebih lainnya lagi. Dalam hal ini manusia selalu
melihat ke atas. Melihat pada seseorang yang ‘serba lebih’ daripadanya.
Mungkin juga karena
melihat ‘serba lebih’dari orang lain inilah yang membuat manusia menggunakan
cara-cara yang tidak halal untuk menyetarakan diri dengan orang yang ‘serba
lebih’ tersebut. Seorang remaja yang rela menjual kesucian dirinya demi untuk sebuah
gadget yang terbaru yang dia beli karena melihat temannya menggunakan gadget
keluaran terbaru. Atau remaja yang nekat mencuri uang demi membeli tas bermerk
seperti yang digunakan oleh temannya. Rasa iri melihat hal yang bagus pada
temannya telah membuat seorang remaja nekat melakukan apapun termasuk mencuri
dan menjual diri.
Mungkin para koruptor
juga malakukan tindak korupsi ini karena iri melihat orang lain mampu lebih
dari dirinya, mampu membeli mobil yang lebih mewah, mempunyai rumah yang lebih
mewah, memiliki perhiasan dan uang yang lebih banyak. Dia tidak melihat
kemampuan yang dimiliki dirinya sendiri, buta akan mata hatinya sendiri
sehingga dia melakukan segala cara meskipun haram untuk mendapatkan apa yang
dimiliki oleh orang yang serba ‘lebih’ tersebut.
Seperti yang dituliskan
oleh saudari saya dalam postingannya bahwa dia merasa iri melihat seseorang
yang dia temui di suatu seminar yang menceritakan bahwa orang tersebut adalah
seorang PNS yang sedang menempuh S3 nya dan sering mengikuti seminar
internasional di berbagai Negara ditambah lagi dia adalah seorang PNS di SMP
unggulan di kota metropolitan. Bagaimana begitu indahnya hidup yang dimiliki
oleh seseorang yang saudari saya temui di seminar tersebut. Lalu, saudari saya
juga bercerita bahwa dalam reuni SMP yang dihadirinya dia bertemu dengan teman
SMP nya yang menceritakan bahwa salah satu teman mereka sekarang ini sedang
berada di UK ikut suaminya yang bekerja di sebuah perusahaan pertambangan dan sedang
ditugaskan di Negara tersebut.
Ada benarnya peribahasa
yang mengatakan rumput tetangga lebih hijau. Memang benar adanya jika kita
selalu melihat ke atas, kita akan selalu merasa kurang karena kita selalu
melihat kelebihan yang dimilki oleh orang lain. Cobalah sesekali kita melihat
ke bawah. Melihat kekurangan dari orang-orang yang serba kekurangan. Ketika kita
iri melihat seorang PNS guru di SMP unggulan yang sering mengikuti seminar
internasional ke berbagai negara, lihatlah guru di pedalaman yang serba
kekurangan. Dimana untuk pergi ke sekolahnya untuk mengajar harus menempuh
perjalanan berkilo-kilo dengan fasilitas yang seadanya tapi mampu ikhlas dalam
menjalani tugasnya tanpa mengeluh akan seminar-seminar yang tidak bisa
diikutinya. Lihat juga guru honorer yang masih terombang-ambing dalam
ketidakjelasan status dengan gaji yang jauh sekali dibawah standar.
Jika kita iri melihat
teman yang memiliki suami yang bekerja di perusahaan tambang minyak
internasional yang sedang ditugaskan di luar negeri, maka lihatlah teman yang
belum memilki suami yang harus berjuang sendiri untuk menghidupi diri sendiri. Atau
lihatlah teman yang memilki suami dengan pekerjaan yang tidak tetap yang tidak
memiliki penghasilan yang tetap yang harus bekerja siang dan malam, membanting
tulang hanya untuk sekedar mencukupi biaya makan untuk satu atau dua hari saja.
Yah, jika kita selalu
melihat ke atas maka hanyalah rasa iri dan rasa tidak bersyukur yang akan selalu
merongrong kehidupan kita. Tapi jika sejenak saja melihat ke bawah maka kita
akan selalu bersyukur untuk apa yang kita miliki sekarang. Tentu saja
sekali-kali kita boleh melihat ke atas untuk memberikan motivasi kepada kita
untuk senantiasa berusaha. Melihat teman yang berprestasi tentu dapat
memotivasi kita untuk dapat berprestasi pula. Ketika sejenak kita melihat ke
atas maka jadikanlah hal itu motivasi untuk kita supaya bisa berusaha lebih
keras lagi dan tidak dijadikan hal yang mengotori hati kita dengan rasa iri
yang berlebihan. Dan ketika kita sudah mulai tidak bersyukur dengan keadaan
kita maka lihatlah ke bawah sehingga kita akan merasa bersyukur dengan apa yang
dimiliki. Wallahu’alam …^_^… (thanks to my sister Ine for your 'galau' posting...hehehehe)
No comments:
Post a Comment