Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Thursday, 14 March 2013

Wajib Diketahui Penulis Buku

oleh: Ari Kinoysan Wulandari (http://www.facebook.com/smo.page)


Ada hal-hal penting yang wajib diketahui oleh penulis buku dalam penulisannya. Menulis memang bebas, tapi ketika hendak berurusan dengan pihak lain, kita harus kompromi dengan aturan. Berikut yang wajib diketahui penulis buku.

1. Gunakan huruf yang biasa distandarkan untuk penulisan 
(times new romans, 12 point, spasi 1.5, kertas ukuran A4 atau kuarto, batas kiri atas 4 cm, batas kanan bawah 3 cm) untuk penulisan naskah baik fiksi maupun nonfiksi. Penulisan skenario sudah terformat dengan final draft sehingga lebih mudah dan standar.

2. Hati-hati dengan panjang paragraf. Jangan terlalu panjang. Umumnya paragraf yang baik terdiri dari 8-10 kalimat. Dengan tiap kalimat berisi 4-8 kata. Makin sederhana kalimat dan paragraf makin baik, tapi percayalah membuatnya makin tidak gampang :)

3. Bila naskah hendak dikirimkan ke klien (media, penerbit, PH, atau pihak ketiga) pastikan naskah anda terformat dengan konsisten; huruf yang sama, penggunaan istilah yang konsisten, dll. Cantumkan pula biodata singkat, sekurangnya meliputi nama, nama pena, alamat, contact person, dan prestasi kepenulisan yang terbaru; setengah halaman cukup. Jangan berlebihan bikin biodata sampai lima halaman. 

4. Untuk standar penulisan di Indonesia, patuhilah EYD, ejaan yang disempurnakan. Kalau tidak punya, cari, beli, atau download yang gratisan banyak. Penggunaan huruf kapital, tanda tanya, titik, koma, dll.; bisa kita baca dengan mudah di EYD. Jadi penulis harus “cerdas” dan “rajin”.

5. Ketahuilah sistematika penulisan yang standar. Kalau kita biasa berurusan dengan penerbit, tanya editornya. Atau cek di buku-buku terbitan mereka yang setipe dengan naskah yang hendak kita tulis.

6. Dekat-dekatlah dengan Mas Dixie (kamus) agar kosakata kita kaya dan beragam. Tetapi hati-hatilah, kosakata yang tidak biasa, jangan dipaksakan.

7. Jangan sekali-kali menggunakan “replace all” dalam pengoreksian naskah. Biasanya, naskah kita justru makin berantakan dan tidak terbaca.

8. Jangan percaya program koreksi ejaan. Ada banyak kata yang tidak bisa dikoreksi oleh mesin; terutama kosakata gaul, slank, adat budaya, dll. Itu sebabnya editor, korektor, proof reader tetap saja diperlukan.

9. Hindari idiom dan kosakata yang kita saja tidak terlalu paham maksud dan penggunaannya. Bukan tidak mungkin editor, produser, menanyakan kepada kita bila mereka tidak paham. Sungguh aneh, kalau kita menulis tapi tidak mengerti dengan 200 persen.

10. Catatan kaki yang panjang, sebaiknya dibuatkan daftar istilah tersendiri. Tujuannya biar tidak menyesakkan mata pembaca. Ingat, yang kita tulis adalah buku populer yang dikonsumsi segala kalangan; bukan buku atau diktat ilmiah untuk konsumsi akademisi.

Well, teori menulis memang ribet.... tapi percayalah kalau dijalani, menulis saja, kita juga akan tahu.... gampang kok! :)

*Jadi Penulis Fiksi? Gampang Kok!
*Jadi Penulis Skenario? Gampang Kok!


No comments:

Post a Comment