Beberapa waktu lalu,
saya dan sahabat saya semenjak kuliah terlibat dalam percakapan ‘online’ yang
cukup serius. Dia menceritakan bahwa kehidupan pernikahan dan berumah tangga
itu tidak semudah yang dia bayangkan. Dia bilang kalau dia merasa lelah dalam
menjalani rumah tangganya. Dia harus bekerja dan mengurus anak sekaligus. Ditambah
lagi kondisi kesehatan anaknya yang bermasalah sehingga harus menjalani terapi.
Banyak hal yang membuat dia merasa kewalahan sehingga menyimpulkan bahwa
kehidupan rumah tangganya ternyata tidak seindah yang dia bayangkan.
Sayapun ‘tidak mau kalah’
menceritakan juga keadaan saya yang masih saja belum menikah di usia 31. Usia yang
sudah sangat cukup untuk menikah. saya ceritakan bagaimana sampai saat ini
belum ada satupun lelaki baik yang melamar saya. Saya katakan bahwa usia saya
sudah sangat cukup tapi belum ada juga lelaki yang melamar. Saya khawatir saya
tidak akan menikah. lalu dia pun mengatakan bahwa saya harus menikmati waktu
kesendirian saya. Nikmati saja masa lajang karena menikah pun ternyata tidak
seindah yang dibayangkan.
Ya, ternyata menikah
ataupun belum menikah sama-sama sulit dan tidak seindah yang dibayangkan. Bagi yang
sudah menikah, kehidupan rumah tangga itu tidak mudah dan bisa jadi sangat
merepotkan. Bagaimana ketika menikah, sebagai seorang perempuan kita harus
mengurus suami dan juga anak plus juga harus mengatur rumah juga anggaran rumah
tangga. Ketika sudah menikah banyak hal yang tidak bisa atau sulit untuk
dilakukan oleh seorang istri. Setiap hal yang akan dikerjakan ataupun dilakukan
oleh istri harus mendiskusikannya dulu dengan suami. Jika ingin bepergian pun
harus minta izin suami dan tidak bisa seenaknya.
Sebaliknya, jika masih
lajang banyak segala aktivitas yang bisa dilakukan dan tanpa batas. Perempuan lajang
bisa memutuskan suatu perkara tanpa harus mendiskusikannya dulu dengan
pasangan. Seorang lajang juga bisa bebas bepergian tanpa harus ada izin dari
suami. Seorang lajang bisa berkarier sekehendak yang dia inginkan tanpa harus
dibebani oleh kebutuhan suami ataupun anak. Seorang lajangpun bisa sangat bebas
dalam menggapai apa yang diinginkan dan dicita-citakannya.
Tapi seorang lajang
tetaplah ‘single fighter’, dia berjuang sendirian dalam mengarungi ganasnya
kehidupan ini. Dia sendirian dalam mengatasi segala persoalan hidup. Tidak ada
imam yang menaunginya. Tidak ada ada kekarnya bahu laki-laki untuk menahan
tangisnya ketika tak lagi sanggup menghadapi masalah. Tidak ada tangan lembut
yang berjuang untuk menafkahinya. Semua dilakukan oleh para perempuan lajang
ini dalam menjalani kehidupan. Sebaliknya dengan perempuan-perempuan yang telah
menikah. Bagaimanapun kerasnya hidup
menerjang, bagaimanapun banyaknya masalah yang menyerang, mereka tetap
berpelidung. Ada laki-laki tangguh di sampingnya yang bisa menuntunnya, ada
bahu yang kekar yang bisa menahan tangisnya dan juga ada tangan lembut yang
melindunginya.
Menikah ataupun belum
menikah sama-sama menyenangkan. Menikah maupun belum menikah juga sama-sama
menyulitkan. Bagi yang sudah menikah, nikmatilah kehidupan rumah tangga kalian.
Dan bagi yang belum menikah, nikamtilah kehidupan lajang kalian. Karena hidup
akan menjadi indah, apapun keadaannya jika kita menikmatinya. Wallahu’alam …^_^…
No comments:
Post a Comment