Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Monday, 15 April 2013

Menikah Ataupun Belum Menikah, Tidaklah Semudah Yang Dibayangkan


Beberapa waktu lalu, saya dan sahabat saya semenjak kuliah terlibat dalam percakapan ‘online’ yang cukup serius. Dia menceritakan bahwa kehidupan pernikahan dan berumah tangga itu tidak semudah yang dia bayangkan. Dia bilang kalau dia merasa lelah dalam menjalani rumah tangganya. Dia harus bekerja dan mengurus anak sekaligus. Ditambah lagi kondisi kesehatan anaknya yang bermasalah sehingga harus menjalani terapi. Banyak hal yang membuat dia merasa kewalahan sehingga menyimpulkan bahwa kehidupan rumah tangganya ternyata tidak seindah yang dia bayangkan.
Sayapun ‘tidak mau kalah’ menceritakan juga keadaan saya yang masih saja belum menikah di usia 31. Usia yang sudah sangat cukup untuk menikah. saya ceritakan bagaimana sampai saat ini belum ada satupun lelaki baik yang melamar saya. Saya katakan bahwa usia saya sudah sangat cukup tapi belum ada juga lelaki yang melamar. Saya khawatir saya tidak akan menikah. lalu dia pun mengatakan bahwa saya harus menikmati waktu kesendirian saya. Nikmati saja masa lajang karena menikah pun ternyata tidak seindah yang dibayangkan.
Ya, ternyata menikah ataupun belum menikah sama-sama sulit dan tidak seindah yang dibayangkan. Bagi yang sudah menikah, kehidupan rumah tangga itu tidak mudah dan bisa jadi sangat merepotkan. Bagaimana ketika menikah, sebagai seorang perempuan kita harus mengurus suami dan juga anak plus juga harus mengatur rumah juga anggaran rumah tangga. Ketika sudah menikah banyak hal yang tidak bisa atau sulit untuk dilakukan oleh seorang istri. Setiap hal yang akan dikerjakan ataupun dilakukan oleh istri harus mendiskusikannya dulu dengan suami. Jika ingin bepergian pun harus minta izin suami dan tidak bisa seenaknya.
Sebaliknya, jika masih lajang banyak segala aktivitas yang bisa dilakukan dan tanpa batas. Perempuan lajang bisa memutuskan suatu perkara tanpa harus mendiskusikannya dulu dengan pasangan. Seorang lajang juga bisa bebas bepergian tanpa harus ada izin dari suami. Seorang lajang bisa berkarier sekehendak yang dia inginkan tanpa harus dibebani oleh kebutuhan suami ataupun anak. Seorang lajangpun bisa sangat bebas dalam menggapai apa yang diinginkan dan dicita-citakannya.
Tapi seorang lajang tetaplah ‘single fighter’, dia berjuang sendirian dalam mengarungi ganasnya kehidupan ini. Dia sendirian dalam mengatasi segala persoalan hidup. Tidak ada imam yang menaunginya. Tidak ada ada kekarnya bahu laki-laki untuk menahan tangisnya ketika tak lagi sanggup menghadapi masalah. Tidak ada tangan lembut yang berjuang untuk menafkahinya. Semua dilakukan oleh para perempuan lajang ini dalam menjalani kehidupan. Sebaliknya dengan perempuan-perempuan yang telah menikah.  Bagaimanapun kerasnya hidup menerjang, bagaimanapun banyaknya masalah yang menyerang, mereka tetap berpelidung. Ada laki-laki tangguh di sampingnya yang bisa menuntunnya, ada bahu yang kekar yang bisa menahan tangisnya dan juga ada tangan lembut yang melindunginya.
Menikah ataupun belum menikah sama-sama menyenangkan. Menikah maupun belum menikah juga sama-sama menyulitkan. Bagi yang sudah menikah, nikmatilah kehidupan rumah tangga kalian. Dan bagi yang belum menikah, nikamtilah kehidupan lajang kalian. Karena hidup akan menjadi indah, apapun keadaannya jika kita menikmatinya. Wallahu’alam …^_^…

No comments:

Post a Comment