Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Wednesday 10 July 2013

Akhwat Tangguh Juga Manusia

Sahabat saya ini adalah tipe akhwat tangguh. Sahabat saya ini adalah akhwat dengan, menurut saya, level yang sangat tinggi, hebat di bidang akademik, lulus kuliah dengan nilai hampir cum-laude, dengan pekerjaan yang sangat luar biasa dengan gaji yang juga menurut ukuran saya luar biasa. Sahabat saya ini adalah akhwat yang ‘arogan’ jika berkaitan dengan lelaki. Dalam pandangan saya sebagai sahabatnya, dia adalah akhwat yang selalu ‘looking down’ pada hampir tiap lelaki yang dia kenal.
Pernah suatu saat seorang ikhwan dengan beraninya mengajak ‘taaruf’ pada sahabatnya saya ini dengan serta merta sahabat saya ini menolaknya. Pada saat itu, sahabat saya berfikir, siapa lelaki itu sampai berani-beraninya melamar dia. Saat itu dengan ‘arogan’ nya dia menolak semua lelaki yang ditawarkan untuk bertaaruf dengannya. Sahabat saya ini punya impian yang sangat tinggi. sebelum impiannya itu terwujud dia akan menolak apa itu yang berkaitan dengan kata menikah. Dan memang terbukti, sebelum dia mencapai mimpinya itu, dia benar-benar menolak apa yang disebut dengan pernikahan.
Sahabat saya itu adalah akhwat yang galak. Bagi dia, lelaki itu adalah ‘musuh’ yang harus dia kalahkan. Teringat ketika kami masih kuliah dulu. Dia bersaing dengan seorang lelaki untuk mendapatkan nilai yang lebih tinggi satu sama lain. Dia akan marah jika saingannya itu mendapatkan nilai yang lebih tinggi daripada dia, sebaliknya dia akan bersorak gembira jika dia mendapatkan nilai lebih tinggi dibandingkan saingannya. Saat pengumuman kelulusan, dia mendapatkan peringkat ke-3 dalam nilai tertinggi.
Sahabat saya ini adalah akhwat yang tidak cengeng. Selama kami bersahabat, belum pernah saya mendapati dia menangis untuk hal yang mellow. Selama kami bersahabat, belu pernah dia curhat tentang hal-hal yang mellow. Selama kami bersahabat, pembicaraan yang selalu kami diskusikan adalah tentang impian.
Sahabat saya itu akhwat yang hebat tetapi dia bukanlah superhero, dia tetaplah manusia biasa yang suatu waktu bisa juga mellow. Dimulai saat dia memberitahu bahwa ada seorang ikhwan yang mengajak taaruf. Saat sahabat saya ini bercerita tentang profil sang lelaki, saat itu juga saya tidak mempercayai bahwa dia akan mau bertaaruf dengan tipe lelaki seperti itu. Cerita dia tentang ikhwan tersebut jauh dari bayangan saya tentang seorang lelaki yang kelak akan jadi suaminya.
Cerita pun terus bergulir. Semakin lama, sahabat saya ini semakin memperlihatkan ‘human-being’ nya. Dulu, akhwat yang ‘arogan’ itu, sekarang berubah menjadi akhwat yang ‘humble’. Dulu, akhwat yang galak itu, sekarang menjadi akhwat yang penuh dengan rasa ‘takut’. Dulu, akhwat yang tegas itu, sekarang menjadi akhwat yang mulai melembut. Dulu, akhwat yang selalu ‘meremehkan’ lelaki itu, sekarang berubah. Saya menjadi saksi bahwa sekeras apapun seorang akhwat, namun suatu hari dia akan berubah menjadi lembut.
Yah, akhwat juga manusia. Sudah menjadi fitrahnya bahwa perempuan itu sosok yang lembut. Bahwa perempuan itu memerlukan seorang lelaki untuk melindungi dan menjaganya. Wallahu’alam…^_^…


#edisi bernostalgia menjelang ‘perceraian’ dengan ‘soulmate’ku. Semoga kelak pernikahanmu menjadi pernikahan yang sakinah mawaddah wa rohmah.

No comments:

Post a Comment