Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Friday, 16 August 2013

Kujaga Hati dan Diri Untukmu

Haaa, gile kamu. Belum pernah pacaran sekalipun. Kasian banget sih kamu. Umur kamu sekarang berapa? Haaah 31 tahun?. Setua gitu kamu belum pernah pacaran sekalipun. Gak laku kali yah. Kok bisa sih udah 31 tahun tapi belum pernah sekali pun pacaran. Emang gak ada satu pun cowo yang suka sama kamu. Kamu kan gak jelek-jelek amat, masa sih ga pernah pacaran.
Beberapa kalimat itu sering saya dengan dari beberapa orang teman atau kerabat. Banyak dari orang-orang sekitar kita yang akan terkejut ketika kita bercerita bahwa kita tidak pernah sekalipun berpacaran. Hal-tidak pacaran masih dianggap tidak biasa di lingkungan kita. Umumnya, jika perempuan sudah cukup umur untuk pacaran (katanya sih kalau sudah sweet seventeen atau kalo udah umur 17 udah boleh mulai pacaran) maka anak-anak gadis sudah mulai diperbolehkan merajut kasih dengan lelaki.
Teringat nasihat dari ibu saya bertahun-tahun yang lalu ketika saya masih bersekolah di SMP, ibu saya bilang kalau saya boleh pacaran nanti saja kalau sudah SMA. Pas saya di SMA, ibu saya bilang kalau saya boleh pacaran kalau saya sudah kuliah. Pas duduk di bangku kuliah, ibu saya bilang kalau pacarannya sesudah lulus kuliah dan kerja saja. setelah saya lulus dan kerja, ternyata ibu menagih seorang pacar pada saya. Ibu saya kerap bertanya perihal pacar saya. Tentu saja setelah lulus kuliah, kerja dan sampai saat ini saya belum memperkenalkan ‘pacar’ saya itu karena memang sampai saat ini saya tidak mempunyai pacar.
Memilih untuk tidak berpacaran adalah hal yang belum lumrah di masyarakat kita. Umumnya, masyarakat kita berpandangan bahwa masa pacaran itu adalah masa penjajakan untuk saling mengenal sebelum akhirnya menikah. tapi apakah benar masa pacaran itu masa untuk saling mengenal pribadi masing-masing. Karena menurut pengamatan saya, selama orang berpacaran itu malah saling menutupi pribadi yang sebenarnya. Ketika berpacaran pribadi yang diperlihatkan adalah pribadi yang baik-baik dan ketika akhirnya menikah maka pribadi-pribadi yang terlihat baik itu akan keluar aslinya. Apakah tujuan untuk saling mengenal pribadi itu sukses berkat pacaran. Jawabannya adalah TIDAK.
Berpacaran itu katanya saling berbagi kasih. Selama pacaran, pasangan kerap saling bergandeng tangan, berpelukan, dan mungkin berciuman dan banyak juga yang berhubungan sex sebelum menikah (astagfirulloh). Apakah pacaran ini baik dari kacamata siapapun juga? Apa baiknya dari yang namanya pacaran?.
Menurut saya yang namanya pacaran itu sangat merugikan pihak perempuan. Bayangkan saja, tubuh yang seharusnya hanya boleh disentuh oleh suaminya, ternyata telah tersentuh oleh lelaki lain yang tidak bertanggung jawab untuk menikahinya. Masih mending jika pacar itu menikahi si perempuan. Sangat rugi jika si lelaki telah menyentuh tubuhnya tapi tidak bertanggung jawab menikahinya.
Wahai para perempuan, jagalah hati dan dirimu hanya untuk suamimu kelak. Wahai para lelaki, jagalah hasratmu hanya untuk istrimu kelak. Perempuan yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk perempuan yang baik. Jadi perempuan, jika kalian menginginkan suami yang baik maka kalian harus menjadi perempuan yang baik dan untuk para lelaki, jika kalian menginginkan istri yang baik maka jadilah lelaki yang baik. Wallahu’alam …^_^…

No comments:

Post a Comment