Haaa, gile kamu. Belum pernah
pacaran sekalipun. Kasian banget sih kamu. Umur kamu sekarang berapa? Haaah 31
tahun?. Setua gitu kamu belum pernah pacaran sekalipun. Gak laku kali yah. Kok bisa
sih udah 31 tahun tapi belum pernah sekali pun pacaran. Emang gak ada satu pun
cowo yang suka sama kamu. Kamu kan gak jelek-jelek amat, masa sih ga pernah pacaran.
Beberapa kalimat itu
sering saya dengan dari beberapa orang teman atau kerabat. Banyak dari
orang-orang sekitar kita yang akan terkejut ketika kita bercerita bahwa kita
tidak pernah sekalipun berpacaran. Hal-tidak pacaran masih dianggap tidak biasa
di lingkungan kita. Umumnya, jika perempuan sudah cukup umur untuk pacaran
(katanya sih kalau sudah sweet seventeen atau kalo udah umur 17 udah boleh
mulai pacaran) maka anak-anak gadis sudah mulai diperbolehkan merajut kasih
dengan lelaki.
Teringat nasihat dari ibu
saya bertahun-tahun yang lalu ketika saya masih bersekolah di SMP, ibu saya
bilang kalau saya boleh pacaran nanti saja kalau sudah SMA. Pas saya di SMA,
ibu saya bilang kalau saya boleh pacaran kalau saya sudah kuliah. Pas duduk di
bangku kuliah, ibu saya bilang kalau pacarannya sesudah lulus kuliah dan kerja
saja. setelah saya lulus dan kerja, ternyata ibu menagih seorang pacar pada
saya. Ibu saya kerap bertanya perihal pacar saya. Tentu saja setelah lulus
kuliah, kerja dan sampai saat ini saya belum memperkenalkan ‘pacar’ saya itu
karena memang sampai saat ini saya tidak mempunyai pacar.
Memilih untuk tidak
berpacaran adalah hal yang belum lumrah di masyarakat kita. Umumnya, masyarakat
kita berpandangan bahwa masa pacaran itu adalah masa penjajakan untuk saling
mengenal sebelum akhirnya menikah. tapi apakah benar masa pacaran itu masa
untuk saling mengenal pribadi masing-masing. Karena menurut pengamatan saya,
selama orang berpacaran itu malah saling menutupi pribadi yang sebenarnya. Ketika
berpacaran pribadi yang diperlihatkan adalah pribadi yang baik-baik dan ketika
akhirnya menikah maka pribadi-pribadi yang terlihat baik itu akan keluar
aslinya. Apakah tujuan untuk saling mengenal pribadi itu sukses berkat pacaran.
Jawabannya adalah TIDAK.
Berpacaran itu katanya
saling berbagi kasih. Selama pacaran, pasangan kerap saling bergandeng tangan,
berpelukan, dan mungkin berciuman dan banyak juga yang berhubungan sex sebelum
menikah (astagfirulloh). Apakah pacaran ini baik dari kacamata siapapun juga? Apa
baiknya dari yang namanya pacaran?.
Menurut saya yang
namanya pacaran itu sangat merugikan pihak perempuan. Bayangkan saja, tubuh
yang seharusnya hanya boleh disentuh oleh suaminya, ternyata telah tersentuh
oleh lelaki lain yang tidak bertanggung jawab untuk menikahinya. Masih mending
jika pacar itu menikahi si perempuan. Sangat rugi jika si lelaki telah
menyentuh tubuhnya tapi tidak bertanggung jawab menikahinya.
Wahai para perempuan,
jagalah hati dan dirimu hanya untuk suamimu kelak. Wahai para lelaki, jagalah
hasratmu hanya untuk istrimu kelak. Perempuan yang baik untuk lelaki yang baik
dan lelaki yang baik untuk perempuan yang baik. Jadi perempuan, jika kalian
menginginkan suami yang baik maka kalian harus menjadi perempuan yang baik dan
untuk para lelaki, jika kalian menginginkan istri yang baik maka jadilah lelaki
yang baik. Wallahu’alam …^_^…
No comments:
Post a Comment