Terkadang dalam hati
kecil ini terbesit perasaan iri jika melihat kehidupan teman-teman yang nyaman
dan mapan dalam menjalani kehidupannya. Mereka
menikah, mempunyai anak dan bekerja sebagai PNS. Sekarang ini saya ingin lebih
bercerita tentang bagaimana rasa ‘iri’ terhadap teman-teman yang bekerja
sebagai PNS.
PNS dengan segala
kenyamanannya tentu saja menggiurkan bagi kebanyakan orang. Bekerja tidak dalam
‘tekanan’ alias kerja dengan santai dan tentu saja gaji yang tidak sedikit plus
berbagai macam tunjangan baik tunjangan untuk diri sendiri, pasangan ataupun
anak-anak. Tidak salah jika banyak orang yang mengincar posisi PNS ini.
Dulu, saya merasa ‘iri’
sekali dengan orang yang bekerja sebagai PNS. Apalagi setelah saya mendengar
cerita teman-teman saya yang bekerja sebagai PNS dalam bidang pendidikan, yaitu
guru. Mereka bercerita jika mereka mengajar hanya 3 hari saja, otomatis tidak
setiap hari mereka bekerja, hanya 3-4 hari saja dalam seminggu dengan gaji
sekitar 3 juta an lebih belum lagi jika sudah tersertifikasi, maka gaji ayng
didapat sekitar 5-6 juta dalam sebulan.
Saya, seorang guru
non-PNS alias masih honorer. Honor yang saya terima setiap bulannya adalah 300
ribu saja. Dengan uang 300 ribu setiap bulannya apakah cukup untuk menutup
kebutuhan sehari-hari?. Tentu saja jawabannya tidak cukup. Alhasil,
dengansegenap daya dan upaya, seorang guru honorer ini bekerja di berbagai
tempat agar uang yang dihasilkan bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Saya
bekerja rata-rata 12 jam setiap harinya. Setelah mengajar di sekolah saya pun
mengajar di tempat kursus ataupun privat. Alhamdulillah uang yang dihasilkan
cukup.
Jika main
hitung-hitungan antara saya yang bukan PNS dan teman saya yang PNS, maka
terkadang saya berfikir bahwa hidup ini tidak adil. Bayangkan saja teman saya
yang PNS mengajar hanya 3 hari saja dalam seminggu. Jika dalam sehari dia
bekerja 7 jam maka dalam seminggu dia bekerja 21 jam dan dalam sebulan
kira-kira dia bekerja sekitar 84 jam. Dalam 48 jam bekerja itu dia mendapatkan
gaji sekitar 3-4 juta. Sekarang kita hitung pendapatan saya dalam sebulan. Saya
bekerja 6 hari dalam seminggu. Dalam 1 hari saya bekerja rata-rata 12 jam. Dalam
1 minggu saya bekerja sekitar 72 jam dan dalam sebulan saya bekerja sekitar 288
jam. Anggap saja saya mendapatkan penghasilan 3 juta dalam 288 jam itu. Yuk kita
bandingkan jumlah jam bekerja dan pendapatan antara saya yang non-PNS dan teman
saya yang PNS. PNS mendapatkan 3 juta (kita ambil jumlah yang minimal) dengan
bekerja sekitar 84 jam dan non-PNS mendapatkan 3 juta dengan bekerja sekitar
288 jam. Wow, jumlah yang sangat jomplang kan.
Pengorbanan dan
pendapatan yang sangat jomplang itulah yang terkadang ‘mengotori’ hati saya
sehingga terbersit rasa iri kepada orang-orang yang bekerja sebagai PNS. Tapi Allah
tidak pernah salah dalam memberikan rezeki kepada hamba-hamba-Nya. Allah akan
senantiasa memberika yang terbaik kepada hamba-Nya yang bersyukur.
Denga tidak menjadi PNS,
Allah ternyata sedang melatih saya untuk mengeluarkan semua kemampuan yang saya
miliki untuk bisa bertahan hidup tanpa kenyamanan sebagai PNS. Ternyata Allah
sedang memoles saya untuk menjadi pribadi yang lebih tangguh. Bagaimana tidak
menjadi tangguh ketika saya diharuskan bekerja jauh lebih giat dari pada
seorang PNS untuk mendapatkan gaji yang setidaknya mendekati nominal minimal
gaji PNS.
Dengan tidak menjadi
PNS, Allah menjadikan saya lebih bergantung kepada-Nya. Bagaimana tidak
bergantung, jika saya tidak mengetahui jumlah uang yang bisa saya dapatkan
setiap bulannya. Tidak seperti PNS yang sudah pasti akan mendapatkan gaji di
tiap bulannya.
Dengan tidak menjadi
PNS, saya lebih meyakini bahwa Allah tidak pernah salah dalam memberikan
rezeki-Nya. Bahwa Allah akan selalu memberikan rezeki kepada orang-orang yang
berusaha. Allah tidak pernah salah dalam memberikan rezeki.
Dengan tidak menjadi
PNS, Allah telah menjadikan saya orang yang lebih kreatif. Kreatif dalam segala
hal. Kreatif dalam menyiasati sulitnya hidup dan pemenuhan biaya sehari-hari. Alhamdulillah,
tempaan itu menjadikan saya menjadi pribadi dengan ‘banyak’ kemampuan. Tentu saja
dengan keadaan bukan PNS menjadikan saya harus menjalani berbagai macam profesi
dari seorang guru, trainer, pedagang, penyusun buku, sampai menjadi seorang
agen asuransi.
Sekarang saya tidak iri
lagi kepada teman-teman saya yang PNS. Tanpa menjadi PNS saya menjalani
berbagai macam tantangan yang menjadikan saya lebih tangguh dan kuat. Tanpa
menjadi PNS, saya berhasil mengeluarkan berbagai macam keahlian yang saya
miliki yang belum tentu saya bisa hasilkan jika saya menjadi seorang PNS. Tanpa
menjadi PNS, saya menemukan kebahagian ketika bekerja dengan bidang yang saya
sukai dan mendapatkan ‘passion’ dalam hal itu.
Sekarang saya menemukan
hikmah kenapa Allah tidak menjadikan saya sebagai PNS. Allah memilki rencana
terbaik untuk saya. Allah menjadikan saya sebagai pribadi yang lebih baik. Wallahu’alam
…^_^…
No comments:
Post a Comment