Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Tuesday, 30 December 2014

Pengaruh Kualitas Guru Terhadap Perkembangan Siswa



Guru, digugu dan ditiru. Itilah tersebut saya pribadi berpendapat tepat sekali karena siswa benar-benar melakukan apa yang dikatakan ataupun yang dilakukan oleh guru. Pernah suatu kali saya mengkritik guru Bahasa Inggris dari adik saya tentang pengucapan kata, tidak mengherankan adik saya lebih menurut apa yang dikatakan oleh gurunya dibandingkan nurut kepada saya, padahal saya juga guru Bahasa Inggris. Ya itu lah alasan kenapa saya bisa mengatakan bahwa Guru itu digugu dan ditiru. Hanya saja, saya meilhat permasalah kualitas guru di Indonesia yang tidak merata dan pengaruhnya pada perkembangan siswanya kelak. Berikut akan saya coba kemukakan tentang pengaruh mutu guru yang masih rendah terhadap pencapaian prestasi belajar siswa dan efek jangka panjang perkembangan siswa.
Menurut Slameto (1995:56-62), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya tetapi dapat digolongkan menjadi 2 golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Fakor intern adalah faktor-faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu.
Dalyono (1997:55) mengemukakan faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar adalah:
a) Faktor internal (yang berasal dari dalam diri) seperti kesehatan, intelegensi dan
bakat, minat dan motivasi, cara belajar.
b) Faktor eksternal (yang berasal dari luar diri) seperti keluarga, sekolah, masyarakat, lingkungan sekolah.

Berdasarkan faktor yang menpengaruhi prestasi belajar, maka kualitas guru termasuk dalam faktor eksternal. Kualitas guru yang rendah tentu saja akan berpengaruh pada prestasi belajar dan perkembangan siswa. Guru yang tidak bisa mengembangkan metode atau cara mengajarnya akan menyulitkan siswa dalam mengembangkan potensinya. Guru yang tidak memperhatikan aspek kecerdasan majemuk siswa dan hanya berkutat pada pengajaran tradisional tentu tidak akan bisa atau sulit untuk menemukan kecerdasan yang dimiliki oleh siswa-siswanya. Guru yang mengajar tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang dipelajarinya juga tidak akan maksimal dalam memberikan pelajaran. Guru yang tidak memiliki wawasan tentang perkembangan anak, kemungkinan akan kesulitan dalam menemukan dan mengembangkan potensi anak didiknya di sekolah sehingga kecerdasan dan potensi siswa yang diajarkannya tidak akan terkembangkan dengan baik. Sebagai contoh, guru yang tidak memilki wawasan tentang kecerdasan majemuk tenta saja akan kesulitan untuk menilai kecerdasan sebenarnya dari masing-masing siswa. Potensi dan kecerdasan siswa dalam bidang populer seperti bahasa dan matematika saja yang mungkin akan diperhatikan oleh guru sedangkan siswa dengan kecerdasan lain seperti kinestetik, musical, naturalis, dan lainnya tidak terperhatikan oleh guru sehingga potensi siswa dengan kecerdasan lain diluar bahasa dan matematika-logis akan dianggap tidak berprestasi. Padahal jika guru mampu untuk mengenal, mengidentifikasi, dan mengembangkan potensi siswa dengan kecerdasa lain maka siswa dengan kecerdasan selain bahasa dan matematika-logis juga akan mencapai prestasi dengan caranya sendiri.

No comments:

Post a Comment