Kondisi guru di
Indonesia saat ini tidak begitu baik. Menurut pemerhati pendidikan, Abduh Zen,
dari Uji Kompetensi Awal (UKA) dan Uji Kompetensi Guru (UKG) menunjukkan bahwa
hasilnya dibawah rata-rata sehingga dia menyebutkan bahwa kondisi guru di
Indonesia memprihatinkan. (news.liputan6.com)
Menurut data Kemendiknas
2010 54% Guru di Indonesia Tidak Memiliki Kualifikasi yang Cukup untuk
Mengajar. Secara kuantitas, jumlah guru di Indonesia cukup
memadai. Namun secara distribusi dan mutu, pada umumnya masih rendah. Hal
ini dapat dibuktikan dengan masih banyaknya guru yang belum sarjana, namun
mengajar di SMU/SMK, serta banyaknya guru yang mengajar tidak sesuai dengan
disiplin ilmu yang mereka miliki. Keadaan ini cukup memprihatinkan, dengan
prosentase lebih dari 50% di seluruh Indonesia.
Berdasarkan Teacher Emplyment
& Development, World Bank 2007, 34% Sekolah di Indonesia Kekurangan Guru. Distribusi Guru tidak merata.
21% sekolah di perkotaan kekurangan Guru. 37% sekolah di pedesaan kekurangan
Guru. 66% sekolah di daerah terpencil kekurangan Guru dan 34% sekolah di
Indonesia yang kekurangan Guru. Sementara di
banyak daerah terutama perkotaan terjadi kelebihan Guru.
Menurut
Analisis Data Guru 2009, Ditjen PMPTK 2009, sebaran indeks kualitas Guru di
Indonesia setengah nilai maksimal indeks dimana nilai maksimal adalah 11.
(http://indonesiaberkibar.org/id/fakta-pendidikan)
Faktor
– faktor yang mempengaruhi kondisi rendahnya kualitas guru.
· Tingkat
pendidikan yang dimiliki oleh guru, Masih ada guru dengan latar belakang
pendidikan SPG (setingkat SMA) dan enggan untuk meneruskan tingkat
pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi karena alasan usia. (http://indonesiaberkibar.org/id/fakta-pendidikan)
· Guru
mengajar mata pelajaran yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya atau
disiplin ilmu yang dipelajarinya. (http://indonesiaberkibar.org/id/fakta-pendidikan)
· Sikap guru yang tidak mau berkembang.
Masih ada guru-guru yang merasa enggan untuk melakukan terobosan dalam
aktivitas mengajarnya. Dengan alasan pengalaman berahun-tahun dalam mengajar,
beberapa guru menolak inovasi terbaru untuk mengajar.
· Keterampilan guru dalam bidang IT yang
masih rendah. Masih ada beberapa guru yang tidak bisa menggunakan IT dalam
aktivitas mengajarnya padahal di zaman sekarang ini guru dituntut untuk
menguasai setidaknya dasar-dasar dari IT.
·
Penyebaran guru yang tidak merata di
berbagai daerah sehingga penumpukkan jumlah guru dan kekurangan jumlah guru
terjadi.
· Akses informasi yang tidak berimbang
antara guru di perkotaan dan di daerah. Guru yang berada di perkotaan dengan
mudah mendapatkan berbagai macam pelatihan sedangkan guru yang berada di
daerah, terutama daerah terpencil sulit untuk mendapatkan akses informasi dan
sulit atau jaran mendapatkan pelatihan.
No comments:
Post a Comment