Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Monday, 13 July 2015

Apa itu menulis?

Ketika kita menulis, kita menggunakan simbol grafis: yaitu kombinasi dari huruf-huruf yang berhubungan dengan suara yang kita buat ketika kita berbicara. Menulis bisa dikatakan sebagai kegiatan yang membentuk simbol-simbol. Tetapi menulis lebih dari sekedar memproduksi simbol grafis, seperti berbicara yang diartikan bukan hanya sebagai produksi suara. Simbol-simbol ini harus disusun, berdasarkan konvensi tertentu, untuk membentuk kata-kata dan kata-kata disusun untuk membentuk kalimat. Kita bisa dikatakan ‘menulis’ jika kita membuat daftar kata-kata seperti kita menginventarisir barang-barang seperti daftar belanjaan.
Karena aturan, kita tidak menulis hanya satu kalimat saja atau beberapa kalimat yang tidak berhubungan. Kita membuat serangkaian kalimat yang disusun berdasarkan urutan tertentu dan saling berkaitan. Jadi ketika kalimat-kalimat dijadikan satu dan saling berkaitan, maka kita telah menyusun sebuah teks.
Tidak ada aturan tertentu tentang bagaimana menyusun sebuah teks namun kebanyakan orang -  beberapa diantaranya adalah penulis professional – bahwa menulis bukanlah kegiatan yang mudah maupun spontan. Terkadang menulis bisa dilakukan dengan mudah, ketika kita memilki ‘mood’ yang bagus atau dengan mudah dan jelas kita mengekspresikan sesuatu, tetapi kita terganjal oleh aturan yang memerlukan usaha yang mental yang bagus: kita memikirkan kalimat yang akan kita buat dan memikirkan berbagai cara tentang bagaimana kita akan menyusun dan mengkombinasikan mereka. Kita membaca ulang apa yang telah kita tulis sebagai stimulus untuk melanjutkan tulisan kita. Latihan yang lain adalah membuat catatan, drafting dan merevisi. Kita mungkin juga membuat berbagai versi dari tulisan kita sampai kita puas dengan hasilnya. Contoh, bagaimana penulis mengoreksi dan memodifikasi draft teks nya di halaman 2.

Alasannya adalah bahwa kita menulis untuk pembaca. Menulis melibatkan encoding pesan: oleh karena itu kita menterjemahkan pikiran kita ke dalam bahasa. Membaca melibatkan decoding atau interpretasi dari pesan. Tetapi, ketika kita menulis untuk diri sendiri – daftar belanjaan mungkin dibuat untuk tujuan ini – pembaca adalah seseorang yang secara fisik tidak hadir. Inilah alasan mengapa kita memilih alur ini untuk berkomunikasi dibandingkan yang lainnya. Dan karena pembaca kita tidak hadir, atau dalam beberapa kasus tidak dikenal oleh kita, kita harus yakin bahwa tulisan kita bisa dimengerti tanpa penjelasan lebih lanjut dari kita. Inilah alasan mengapa kita harus lebih berhati-hati dalam menulis. Dari susunan kalimat-kalimat kita menjadi teks yang koheren secara keseluruhan dan segamblang dan selengkap mungkin, sehingga kita mampu (atau diharapkan mampu) berkomunikasi dengan pembaca kita lewat tulisan.

No comments:

Post a Comment