Ketika kita menulis, kita menggunakan simbol
grafis: yaitu kombinasi dari huruf-huruf yang berhubungan dengan suara yang
kita buat ketika kita berbicara. Menulis bisa dikatakan sebagai kegiatan yang
membentuk simbol-simbol. Tetapi menulis lebih dari sekedar memproduksi simbol
grafis, seperti berbicara yang diartikan bukan hanya sebagai produksi suara. Simbol-simbol
ini harus disusun, berdasarkan konvensi tertentu, untuk membentuk kata-kata dan
kata-kata disusun untuk membentuk kalimat. Kita bisa dikatakan ‘menulis’ jika
kita membuat daftar kata-kata seperti kita menginventarisir barang-barang
seperti daftar belanjaan.
Karena aturan, kita tidak
menulis hanya satu kalimat saja atau beberapa kalimat yang tidak berhubungan. Kita
membuat serangkaian kalimat yang disusun berdasarkan urutan tertentu dan saling
berkaitan. Jadi ketika kalimat-kalimat dijadikan satu dan saling berkaitan,
maka kita telah menyusun sebuah teks.
Tidak ada aturan tertentu
tentang bagaimana menyusun sebuah teks namun kebanyakan orang - beberapa diantaranya adalah penulis
professional – bahwa menulis bukanlah kegiatan yang mudah maupun spontan.
Terkadang menulis bisa dilakukan dengan mudah, ketika kita memilki ‘mood’ yang
bagus atau dengan mudah dan jelas kita mengekspresikan sesuatu, tetapi kita
terganjal oleh aturan yang memerlukan usaha yang mental yang bagus: kita
memikirkan kalimat yang akan kita buat dan memikirkan berbagai cara tentang
bagaimana kita akan menyusun dan mengkombinasikan mereka. Kita membaca ulang
apa yang telah kita tulis sebagai stimulus untuk melanjutkan tulisan kita.
Latihan yang lain adalah membuat catatan, drafting dan merevisi. Kita mungkin
juga membuat berbagai versi dari tulisan kita sampai kita puas dengan hasilnya.
Contoh, bagaimana penulis mengoreksi dan memodifikasi draft teks nya di halaman
2.
Alasannya adalah bahwa
kita menulis untuk pembaca. Menulis melibatkan encoding pesan: oleh karena itu
kita menterjemahkan pikiran kita ke dalam bahasa. Membaca melibatkan decoding
atau interpretasi dari pesan. Tetapi, ketika kita menulis untuk diri sendiri –
daftar belanjaan mungkin dibuat untuk tujuan ini – pembaca adalah seseorang yang
secara fisik tidak hadir. Inilah alasan mengapa kita memilih alur ini untuk
berkomunikasi dibandingkan yang lainnya. Dan karena pembaca kita tidak hadir,
atau dalam beberapa kasus tidak dikenal oleh kita, kita harus yakin bahwa
tulisan kita bisa dimengerti tanpa penjelasan lebih lanjut dari kita. Inilah
alasan mengapa kita harus lebih berhati-hati dalam menulis. Dari susunan
kalimat-kalimat kita menjadi teks yang koheren secara keseluruhan dan
segamblang dan selengkap mungkin, sehingga kita mampu (atau diharapkan mampu) berkomunikasi
dengan pembaca kita lewat tulisan.
No comments:
Post a Comment