Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Tuesday, 5 January 2016

Sejarah Lahirnya IPS di Indonesia

Embrio IPS untuk pertama kalinya muncul dalam seminar Civic Education di Tawangmangu, Solo tahun 1972. Sedangkan konsep IPS untuk pertama kalinya masuk ke dunia persekolahan pada tahun 1972-1973 dalam Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PSSP) IKIP Bandung. Dalam kurikulum SD 8 tahun PPSP ini digunakan istilah “Pendidikan Kewarganegaraan Negara/Studi Sosial” sebagai mata pelajaran terpadu. Kemudian secara formal dan bersifat nasional, istilah IPS muncul tahun 1975 untuk SD/SMP/SMA, dikenal dengan Kurikulum 1975, sedangkan untuk Sekolah Keguruan disahkan pada tahun 1976, dikenal dengan Kurikulum 1976  (Supardan:2015).
Pada tanggal 17 januari 1975, melalui Keputusan Pendidikan dan Kebudayaan nomor 008c/U/1975, Pemerintah menetapkan kurikulum baru untuk SMP dan dinamakan kurikulum 1975, sesuai dengan tahun penetapan berlakunya kurikulum tersebut. Dapat dikatakan bahwa kurikulum 1975 memberikan landasan baru bagi kebijakan pengembangan kurikulum di Indonesia. Kurikulum 1975 merupakan kurikulum pertama di Indonesia yang dikembangkan berdasarkan teori, model, dan desain kurikulum modern. Dalam kurikulum 1975, unsur pendidikan kewarganegaraan dalam IPS mulai dipisahkan dan dijadikan bidang studi tersendiri dengan nama Pendidikan Moral Pancasila (PMP).

Dalam kurikulum 1994, materi mulai disederhanakan dan diserahkan kepada guru selaku pengembang kurikulum untuk memperluas dan memperdalam materi. Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Sekolah Dasar tahun 2006 yang ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 tahun 2006 mempunyan karakteristik tersendiri karena kurikulum IPS yang mulai berlaku tahun pelajaran 2006 ini tidak menganut istilah pokok bahasan, namun cukup sederhana yakni Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Hal ini memberikan peluang yang luas kepada guru sebagai pengembang kurikulum untuk berkreasi dalam pengembangan kurikulum yang mengacu pada pembelajaran IPS yang PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan). Pendidikan IPS SD dalam kurikulum 2006 bersifat hanya memberi rambu-rambu untuk kedalaman dan keluasan materi dalam mencapai kompetensi dasar yang diharapkan, dalam kurikulum 2006, aspirasi setempat (muatan lokal) dapat dituangkan dalam proses pembelajaran IPS Terpadu. Materi pelajaran IPS SD terdiri dari materi geografi, sejarah, sosiologi dan ekonomi. Materi IPS SD tidak tampak secara nyata, namun tertata secara terpadu dalam standar kompetensi yang dimulai sejak kelas 1 sampai kelas 3 dilaksanakan melalui pendekatan tematik, seedangkan pada kelas 4 sampai kelas 6 dilaksanakan melalui pendekatan pelajaran.


Daftar Pustaka

Supardan, Dadang. 2015. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, Persfektif Filosofi dan Kurikulum.  Bandung. Bumi Aksara

No comments:

Post a Comment