Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Wednesday 7 September 2022

Perjuangan Seorang Ibu

 

Gambar: bhayangkari.or.id

Ibumu…ibumu…ibumu…kemudian ayahmu.

 

Rasanya tidak salah saat Rasulullah SAW menyebutkan kata ibu ketika ditanya siapakah yang paling berhak diperlakukan dengan baik.

Dari Abu Hurairah r.a, dia berkata, ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW dan bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?” Rasul pun menjawab, “Ibumu.” Kemudian siapa lagi?”, “Ibumu.” “Siapa lagi?”, “Ibumu.” “Siapa lagi?”, “Ayahmu.” (HR. Bukhari)

Mengapa Rasulullah SAW menyebut Ibu hingga tiga kali?

Rasululullah SAW menyebutkan Ibumu sampai tiga kali karena seorang ibu mengalami tiga kesulitan, yaitu: masa kehamilan, masa melahirkan, dan masa menyusui dan merawat.

Pada masa kehamilan seorang ibu berjuang mempertahankan anak yang sedang dikandungnya agar sehat dan tidak kekurangan nutrisi. Selama lebih dari sembilan bulan, seorang ibu mengalami kesusahan dengan kehamilannya. Diawali dengan rasa mual yang setiap hari dirasakan diawal-awal kehamilan hingga sulit untuk makan. Kemudian setelah kehamilannya membesar, dia akan kesulitan untuk duduk, berjalan dan bahkan untuk tidur pun sulit.

Setelah masa kehamilan, seorang ibu harus berjuang antara hidup dan mati untuk melahirkan anaknya ke dunia. Tidak mudah untuk melahirkan. Rasa sakit ketika melahirkan adalah rasa sakit yang bisa menggetarkan dunia. Bahkan seorang laki-laki kuat pun tidak akan sanggup untuk menahan rasa sakit ketika melahirkan. Hanya ibu yang bisa menahan rasa sakit ketika melahirkan. Rasa sakitnya akan tergantikan oleh rasa bahagia ketika melihat bayi yang baru dilahirkannya itu untuk pertama kali.

Perjuangan seorang ibu tidak berhenti sampai melahirkan saja. Setelah melahirkan, seorang ibu kembali berjuang untuk menyusui anak. Proses menyusui tidak semudah yang terlihat. Seorang ibu harus menahan sakit ketika bayinya menyedot air susunya. Apalagi bagi yang pertama kali melahirkan dan menyusui. Pengalaman pertama menyusui adalah hal yang paling mendebarkan dan menyakitkan. Tapi rasa sakitnya itu bisa ditahan demi kesehatan sang buah hati. Demi nutrisi yang harus didapat oleh anaknya, seorang ibu rela berkurang waktu tidurnya, rela makan dan minum jamu atau herbal yang rasanya tidak enak agar produksi asi susunya banyak.

Itulah perjuangan seorang ibu sejak masa kehamilan hingga menyusui. Makanya tidak heran jika Rasulullah menyebut ibu hingga tiga kali.

Allah mengabadikan perjuangan seorang ibu dalam surat Lukman ayat 14.

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu-bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.”

 

 

 

No comments:

Post a Comment