Al-Israa:36

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful"



Thursday 12 January 2023

Terima Kasih Masa Lalu


Dalam setiap perjalanan hidup, pasti ada kisah menarik yang mengiringi baik itu kisah yang manis maupun kisah yang sangat pahit sekalipun.

Kisah yang manis tentu akan dikenang selamanya sebagai kebahagiaan yang pernah kita alami dalam kehidupan. Namun kisah yang pahit akan memberikan pelajaran yang berharga kepada kita agar kelak tidak kembali mengulangi kesalahan yang pernah diperbuat.

Masa lalu adalah masa yang pernah kita lalui. Untuk orang-orang yang berpikir, kisah yang terjadi di masa lalu dapat dijadikan pelajaran yang berharga.

Namun, jangan sampai kepahitan yang pernah kita lewati membekas dan bersemayan selamanya dalam diri kita. 

Ibarat kaca spion mobil atau motor yang kita lihat sekali-kali saja sebagai salah satu alat yang akan membantu kita dalam berkendaraan. 

Begitupun dengan masa lalu. Lihatlah masa lalu sekali-kali saja sebagai cermin yang akan membantu kita untuk menjalani masa yang ada di depan kita. Terkadang kepahitan di masa lalu menjadi petunjuk agar kita tidak terperosok ke dalam lubang yang sama. 

Dalam setiap fase kehidupan kita, pasti pernah mengalami kegagalan. Kegagalan menjadi momok yang sangat menakutkan dan aib yang harus dihindari. Banyak yang takut dengan kegagalan sehingga tidak berani untuk mencoba hal yang baru.

Kegagalan ialah hal yang niscaya terjadi dalam setiap fase kehidupan. Setiap orang pasti pernah gagal dalam hidupnya. Lihat saja seorang bayi yang baru belajar berjalan. Awal dia melangkahkan kakinya, ia tidak langsung berhasil melangkahkan kakinya. Setiap kali bayi kecil itu berusaha untuk melangkah dengan kaki kecilnya, secepat itu juga ia kembali terjatuh dan gagal dalam melangkah.

Apakah bayi itu menyerah untuk terus melangkah? Ternyata tidak. Bayi tersebut kembali bangkit dan mencoba kembali untuk melangkah. Sekali ia gagal melangkah, sekali lagi ia berusaha untuk melangkah. Dua kali ia gagal melangkah, dua kali pula ia berikan usahanya yang terbaik. Berulang-ulang bayi itu gagal melangkahkan kakinya, berulang-ulang pula ia berusa bangkit dan kembali berjuang untuk bisa berjalan.

Setelah kegagalan dan usaha yang berulang, akhirnya bayi tersebut dapat berjalan dengan kedua kaki mungilnya.

Bayangkan jika pada percobaan pertama ia gagal dan tidak mau berusaha kembali, mungkin bayi tersebut tidak akan bisa berjalan selamanya.

Kegagalan bukanlah sesuatu untuk ditakuti, melainkan diantisipasi dan dijadikan petunjuk untuk langkah selanjutnya saat kita menapaki masa depan. 

Ketika kegagalan itu benar-benar terjadi dalam hidup kita, yang perlu kita lakukan adalah bangkit kembali, satu kali lebih banyak dibandingkan jumlah kegagalan yang kita alami. Gagal satu kali bangkit dua kali. Saat itulah kita akhirnya akan meraih kesuksesan dalam hidup kita sendiri. Seperti kisah bayi yang sedang belajar berjalan. Kegagalannya dalam melangkah tidak menjadikan ia terpuruk tetapi menjadi pecut untuk memberikan usaha yang lebih.

Jadikan kepahitan dan kegagalan di masa lalu sebagai salah satu petunjuk untuk kita menapaki masa yang ada di depan kita. Buka lembaran buku yang baru untuk kita isi dengan sesuatu yang baik dan bermanfaat. 

Ibarat kaca spion yang kita lihat sekali-kali saja demi keselamatan kita dalam berkendaraan, begitupun dengan masa lalu kita. Lihatlah sekali-kali saja demi keselamatan kita dalam mengarungi bahtera masa depan.

Jangan sampai kita melihat kaca spion terus menerus hingga mengakibatkan kita celaka atau menabrak kendaraan lain yang ada di depan kita. Jangan sampai kita fokus pada kegagalan kita di masa lalu lalu melupakan tujuan kita di masa depan.

Jangan takut dengan kegagalan. Jangan takut dengan setiap kesulitan yang mungkin akan terjadi pada diri kita. Yakinlah bawa dalam setiap kegagalan, kesulitan, kemalangan, dan kesempitan akan diikuti oleh kesuksesan, kemudahan, kebahagiaan, dan kelapangan.

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan; Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS. As-Syarh: 5-6)

No comments:

Post a Comment